Minggu, 17 Mei 2015

Dibawah Garis

Kini aku jatuh, jauh melewati garis.

Hidup memang berputar, terkadang diatas, terkadang dibawah. Namun kini, aku merasa hidupku jauh melewati garis paling bawah.

Terpuruk.

Terjatuh sangat dalam. Hingga tak ada secuil cahaya yang dapat mataku tangkap.

Gelap.

Kini kawanku hanya kegelapan. Tak ada lagi cahaya. Tak ada lagi kehangatan. Tawa pun sirna, hangus menjadi abu.

Sepi.

Pendengaran ini tak dapat menangkap gelak tawa bahagia yang dulu selalu mewarnai. Semua berubah menjadi sangat Abu-Abu. Terlalu banyak kabut yang menutupi "kebahagiaan" yang dulu jelas terlihat.

Menyedihkan.

Tawaku kini terasa getir. Hanya "kepedihan" yang tersirat dari suara parauku ini. Aku selalu menangis dalam diam. Menangis dalam sepi. Sendiri. 

Rapuh.

Aku tak sekuat baja. Aku hanyalah sebuah batu, yang selalu terkikis oleh air mataku sendiri. Aku rapuh. Sangat rapuh. Aku tak sekuat yang terlihat.

Tipu.

Kalian tertipu.
Tertipu senyum dan tawa yang menutupi setiap sayatan hati yang teramat perih.


- Trirati -
Share: