Minggu, 10 Juli 2016

Catatan Untuk Aku




Hai, Aku!

Banyak yang tak mereka tahu tentang apa yang tersembunyi dalam nurani terdalammu. Amarah, benci, gundah dan segala lelah lainnya yang seakan tak ada sebab tertutup tawa.

Sudahlah, hilangkan benci yang tak sudah-sudah itu. Ingatlah bahwa catatan amal baikmu mungkin hanya beberapa saja, tak sampai berlembar-lembar, apalagi hingga berbuku-buku. Dalam darahmu, mengalir darahnya. Ya, dia yang kau benci. Itu tak akan terhapus sampai kapanpun jua. Lalu, sampai kapan bencimu padanya akan bersarang? Tak sayangkah pada sebaris amalan baikmu yang akan terus berkurang?

Kini, hadir sosok lain yang mungkin lebih terlihat peduli padamu. Ia yang tak ada ikatan darah apapun. Ia yang selalu mengkhawatirkan masa depanmu. Ia yang tak pernah henti berdoa untukmu. Namun, sebaik apapun ia, ia tak dapat mengganti sosok sebelumnya. Tak akan pernah.

Aku, ikhlaskan apa yang telah kau lewati. Jangan kau sesali walau hanya sekali. Ingatlah bahwa ini adalah salah satu cara-Nya agar kau lebih baik lagi. Agar kedepannya, kau dapat belajar dari apa yang kau alami saat ini. Siapapun yang ada, bersyukurlah bahwa kau masih dalam kasih dan sayang-Nya. Tenanglah, lelahmu tak akan sia. Segalanya akan indah pada waktu yang tepat. Tuhan Maha Baik, bukan? Lihatlah sejauh hidupmu berjalan, tulisan-Nya sangatlah indah. Tak hanya ada suka yang menyertai, namun duka pun ikut serta menghiasi.

Bersabar dan bersyukurlah, maka kau akan berbahagia.

Salam,
Aku.
Share: