Sabtu, 20 Februari 2016

Kritik Pedas lvl Lima Belas


Assalamu'alaikuuum...

Pernah gak kalian dengar keluhan teman seperti :
"Udah gak usah dinasihati orang kaya dia, percuma. Dia tipe orang yang gak bisa dikritik. Padahal, kritik kan membangun, buat dia jadi lebih baik lagi"

Pernah?

Mungkin teman kalian pernah berkeluh-kesah demikian, atau mungkin kalian sendiri? Hehe.
Kali ini, Ofi akan bahas soal kritik

Sadar atau enggak, terkadang kritik 'membangun' yang kita ucapkan membuat dia --yang menerima kritik-- menjadi tersinggung. Iya memang, niat kita baik, tapi, harus dilihat juga dong si dia tersinggung atau tidak. Kalau dia tersinggung, jangankan untuk terima kritik kamu, mungkin malah dia anggap kamu mengecilkannya. Kalau begitu gimana?
"Ya itu urusan dia dong. Yang penting kita udah niat baik mau kasih masukan agar dia jadi lebih baik"
Jangan salah, orang yang tersinggung bisa sakit hati sama kamu. Dan tau kan kalau buat sakit hati orang lain itu dosa?

Buat kamu yang suka kritik orang lain, terutama mengkritik karya orang lain. Entah itu karya seni rupa, karya tulis, karya musik, karya apa pun itu, Ofi punya sedikit masukkan agar orang yang kamu kritik gak tersinggung.

Pertama
Apresiasi karyanya terlebih dahulu. Misalnya seperti :
  • "eh, gambar kamu bagus banget deh. Tapi, warnanya kurang cerah. Coba diberi sedikit sentuhan merah atau warna cerah lainnya. Aku jamin gambarmu makin bagus"
  • "masakan kamu enak banget. Pasti masaknya pake cinta ya? Tapi, kayanya kurang garam sedikit deh, coba lain kali garamnya diberi lebih, tapi jangan terlalu banyak. Pasti makin enak"
  • "aku baca puisi kamu di blog loh. Bagus bgt. Kata-katanya nyentuh. Tapi kayanya ada beberapa rima yang kurang nyambung deh. Lain kali, coba rimanya dibuat jadi lebih teratur. Pasti makin bagus & banyak yang suka"

Itu beberapa contohnya. Karena, apresiasi yang cukup dan tidak berlebihan itu akan membuat si dia jadi lebih semangat untuk berkarya. Dia mendapat masukkan positif dan gak akan merasa tersinggung.

Kedua
Jangan mencela atau merendahkan karyanya. Misalnya seperti :
  • "eh gambar kamu kok warnanya gak nyambung gitu sih? Gak sepadan warnanya"
  • "ya ampun, kamu masaknya asin banget. Kebelet kawin?"
  • "eh aku abis baca puisi kamu di blog. Kok rimanya gak nyambung gitu deh? Tau rima kan?"

Itu beberapa contoh aja. Pedes ya? Iya, apalagi ditambah "hahaha". Terkesan menjatuhkan. Gak ada solusinya pula. Sebenernya kritik macam ini masih bisa membangun si dia. Tapi, kurang bisa diterima. Bisa jadi kalau si dia sensitif dan mudah tersinggung, dia jadi sakit hati dan berhenti berkarya. Kan kasihan.

Ketiga
Jangan merasa lebih baik. Kalau yang ini gak ada contoh, gak paham harus kasih contoh macam apa, karena terkadang sikap seperti ini ada di intonasi saat berbicara. Nada bicara pun harus lembut, jangan mengecilkan dia seolah kita lebih baik. Sombong. Tepatnya begitu.

Intinya, jangan anggap orang lain lebih kecil dari kamu. Apalagi dalam hal berkarya.

-----------

Kadang, orang lain memang lebih mudah mengkritik dari pada menghargai karya orang lain. Padahal, kalau diminta membuat suatu karya pun mereka belum tentu bisa lebih baik dari orang yang di kritik.
Orang yang diberi kritikan pun harus bisa mawas diri. Benar atau tidaknya kritikan itu, membuatnya lebih baik atau tidak. Kalau memang tidak ada yang salah dalam kritikan yang diberi orang lain, ya monggo diterapkan.

Ingat, selera orang dalam seni berbeda-beda. Dan terkadang, si Pengkritik memberi masukkan sesuai seleranya. Jika itu tidak sesuai denganmu, acuhkan! Dalam berkarya, kita patut menjadi diri sendiri, agar karya kita mempunyai ciri khas tersendiri.

Dan jika kritikan yang diberi membuat kamu merasa diintimidasi ataupun tidak dihargai, acuhkan! Teruslah berkarya, karena terkadang ada beberapa orang yang memang sengaja menjatuhkan lewat kritikan :')

Dan untuk yang hobi mengkritik. Jadilah pengkritik yang cerdas dan sopan. Orang cerdas dan sopan, tak akan menjatuhkan karya orang lain, sekali pun berniat untuk memberi masukan positif. Terkadang, kritikannya positif, tapi caranya negatif-_-

Dan, jangan asal nilai "dia bukan tipe orang yang bisa terima kritikan orang lain", karena bisa jadi caramu dalam mengkritiklah yang salah :)

Sebenarnya, artikel ini juga untuk Ofi lebih mawas diri. Sebagai sarana pengingat aja kalau Ofi juga harus lapang dada & menjadi pengkritik yang tak menyinggung perasaan orang lain. Jadi, gak bermaksud menggurui ya! Ini menurut pendapat Ofi aja. Karena Ofi sering dapat kritikan pedas & merasa dijatuhkan. Beruntung ada Mama yang selalu mengingatkan.

Ofi dapat pelajaran "mengkritik yang baik" seperti ini sebenarnya dari Masil. Karena, setiap Ofi masak dan dirasa kurang sesuatu, dia selalu mengapresiasi masakan Ofi dulu. Setelah itu baru diberi masukkan.

Berbeda dengan beberapa orang yang selalu mengkritik dengan pedas. Ofi jadi merasa dikecilkan & dijatuhkan. Pokoknya, merasa kalau karya Ofi selalu buruk. Dan Ofi sadar, kalau cara Masil ini lebih halus dan lembut. Ofi sama sekali gak tersinggung setiap Masil kasih masukkan. Lebih bisa diterima. Bukan, bukan karena dia lebih spesial juga. Itu beda hal :p

Sekian. Sekali lagi, Ofi gak bermaksud menggurui ya. Saling berbagi hal positif aja :)

Thank you for reading.

Wassalamu'alaikum~

With love,
Trirati
Share:

0 komentar:

Posting Komentar